Saya, Hewan Berbulu dan Si Kichi Kelinci

Tuesday, June 28, 2011 1 comments
Apakah kalian merasa aneh dengan judul saya?
Yup, saya juga. Tapi sebenarnya saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan salah satu hewan berbulu yang super lucu. Jreng-jreng, begini ceritanya..

Saya tergolong orang yang sangat penakut, terutama dengan hewan berbulu. Hmm, berambut atau berbulu, ya? Saya kurang paham juga. Contohnya saja kucing, anjing (kalau yang satu ini mungkin karena galaknya), kelinci, tikus, dan marmut (tiga hewan terakhir nyaris jadi hewan penelitian dalam skripsi saya, dan akhirnya saya harus berurusan dengan tikus laboratorium). Kalau ditanya kenapa saya takut, alasannya karena saya tidak suka sensasi "glenyut-glenyut" dari badan dan bulu mereka. Selain itu, kucing sangat suka menelusup diantara kaki dan badan kita. Rasanya geli. Parahnya, beberapa kucing yang saya temui seperti tahu kalau saya takut dan geli pada mereka, seakan mereka sengaja mendekati dan menggoda-goda saya. Terbukti teman saya yang justru pecinta kucing dan sengaja memanggil-manggil kucing malah tak dihiruakan "Pus,pus, sini, pus.. meong-meong...", si Pus tak juga peduli dan tetap membuntuti saya yang takut setengah mati.

Sampai suatu saat, salah seorang teman dekat saya yang kost di dekat kampus mengutarakan keinginannya memelihara anak kucing. Sebut saja namanya Eyo. Penggemar boneka dan kucing ini ingin sekali ada sesosok hewan hidup yang menemaninya dalam kubus bisu 3 x 4 yang ditinggalinya beberapa tahun terakhir. Dalam hati saya was-was juga. "Duh, gimana kalau aku pengen main ke kosmu, aku kan takut kucing. Masak aku gak main ke kosmu lagi, hehe" pernyataan itu sempat terucap. Dengan segala cara, diam-diam saya mencari ide agar dia tak jadi memelihara seekor anak kucing yang memang lucu tapi sayangnya saya takutttttt.. Ahaaaa... KELINCI. Terpikir untuk mengusulkan hewan itu karena sepertinya lebih kalem dan lembut dibanding kucing. Setelah sempat berbincang-bincang rupanya Eyo tertarik juga. Sampai suatu hari dia dan pacarnya memutuskan mengadopsi (adopsi = kata yang dipilih Eyo jika ditanya dari mana dia memperoleh kelincinya yang sebenarnya dibelinya di toko hewan) seonggok kelinci kecil berwarna putih. Sosok kelinci itu sudah saya rekam dalam tampilan gambar berikut ini.. Lucu,, lucu,, lucu..

 
-ini dia sosok kelinci kecil milik Eyo-

Seingat saya, beberapa hari kelinci ini masih "anonim" sampai akhirnya Eyo memutuskan untuk memberinya nama KICHI. Nama yang imut, bukan? Menurut Eyo, saat mengadopsinya Kichi masih berusaia kurang dari dua bulan. kelinci lokal ini berwarna dominan putih dengan garis hitam keabu-abuan di bagian punggungnya (di foto tidak tampak area punggungnya). Mata KIchi yang kiri memiliki semburat hitam seperti memakai eyeliner saya dia. Waktu pertama kali saya bertemu dengan sosok Kichi ini, saya sejujurnya takut untuk menjamah makhluk kecil nan lucu ini. Tapi makhluk lucu ini benar-benar kelihatan halus, lembut dan menggemaskan. Akhirnya dengan segenap keberanian saya berhasil mengelus-elus badan Kichi (agak lebai tapi jujur saya takut, jadi saya hanya berani pegang-pegang punggungnya). Jadi buat saya, Kichi adalah hewan berbulu pertama yang berani saya jamah selama seumur hidup saya. Waw, mungkin ini agak lebai lagi, tapi ini kenyataan. Ini buktinya..




-saya hanya berani mengelus-elus punggungnya ^^6-

Eyo nampaknya sangat bahagia karena akhirnya ada makhluk kecil yang hidup dan bisa diajak bercengkrama dengannya. Baginya ini pengalaman pertama memelihara seekor kelinci. Seperti halnya makhluk hidup lain, kelinci punya karakter dan pola hidupnya sendiri, dan Eyo mempelajarinya dari hari ke hari. Dari apa yang dia ceritakan pada saya tentang Kichi, saya jadi ikut belajar memahami karakter hewan lemah lembut ini. Saya ingin berbagi mengenai karakter kelinci milik Eyo. Semoga bisa bermanfaat bagi yang ingin memelihara kelinci..
  • Kelinci yang sehat adalah kelinci yang aktif dan lincah. 
  • Kelinci memiliki masa transisi dari lapar ke ngantuk yang sangat cepat (Kichi sering sekali tiba-tiba makan dengan lahapnya lalu tiba-tiba juga berpindah tempat dan mengambil posisi rebahan seperti siap untuk tidur)
  • Kelinci bisa dilatih untuk buang air kecil dan besar pada tempat tertentu seperti kucing (Memang butuh proses untuk melatih dan lebih lama jika dibandingkan kucing, tapi bisa kuk..)
  • Ternyata kelinci juga bisa diajak bercengkrama dan bermain-main dengan si pemilik. (Pada beberapa minggu setelah Eyo memelihara Kichi, saat eyo pulang dan membuka pintu Kichi akan dengan ceria menghampirinya dan bermain-main di sekitar Eyo.)
  • Kelinci merupakan hewan yang suka bersih-bersih diri
  • Kelinci tidah bisa dimandikan dengan air. cukup dengan bedak tabur.
  • Kelinci tidak butuh minum
  • Makanan kelinci akan mempengaruhi konsistensi kotorannya. Sebaiknya jangan memberi sayuran yang masih terlalu segar dan basah karena akan menyebabkan kelinci diare.
  • Kelinci juga butuh variasi makanan
  • Telinga merupakan alat indra pendengaran kelinci yang sangat peka, sehingga telinga kelinci harus dijaga dengan baik, jangan sampai terluka.
  • Kelinci menyukai wortel, kangkung, selada, bahkan kacang panjang, tetapi tidak terlalu tertarik dengan bayam
  • Kelinci merupakan hewan pengerat, jadi ketika usainya mulai bertambah dia akan memakan segala jenis benda yang bisa dijadikan "ajang pengeratan", duh bahasanya buruk sekali, ya. Contonya, Kichi suka memakan koran ataupun lidi yang tergeletak sembarangan. 
  • Kelinci menyukai lorong-lorong yang membuatnya penasaran untuk masuk kedalamnya. Kelinci juga suka berekting seperti sedang menggali tanah (mungkin sebenarnya kelinci memang suka menggali tanah).
  • Kelinci sangat peka dengan suara, menjadi mangsa kucing dan tikus, dan mudah kaget
Sebenarnya masih banyak lagi karakter kelinci yang ditemui pada sosok Kichi..

Dari hasil membaca beberapa artikel, saya mengetahui bahwa memelihara kelinci memang gampang-gampang susah. Harus sabar dan telaten. Bagi anda yang ingin membeli kelinci, jangan langsung percaya dengan usia yang disebutkan si penjual. Sebenarnya kelinci memiliki masa menyusui, yaitu antara 32-37 hari. Jika kelinci tidak mendapatkan fase penting itu, maka daya tahan tubuhnya akan menurun. Untuk itu, agar lebih aman pilihlah kelinci yang sudah berusia  lebih dari 2 bulan, dimana fase rentannya telah terlewati. Sayangnya, membeli di pasar atau toko hewan kurang bisa memastikan umur yang sesungguhnya dari kelinci, karena ukuran kelinci di usia 25-40 hari memang cenderung tidak banyak berubah. Meskipun Kichi tidak pernah diberi minum, namun dari artikel yang saya baca, ada peternak kelinci yang memberi minum kelinci-kelincinya setengah gelas per hari dan memberinya lebih banyak minum ketika si kelinci hamil.

Kelinci itu sendiri memiliki masa hidup 5 - 10 tahun, masa reproduksi 1-3 tahun, umur dewasa 4-10 bulan, umur dikawinkan 6-12 bulan, jumlah kelahiran mencapai 4-10 ekor, dan dalam setahun bisa sampai 5 kali bunting (ouhhh,, sepertinya saya bingung mau memakai istilah hamil untuk hewan, aneh, tapi istilah bunting, agak kasar, ya..)

Semoga informasi yang minim ini bisa menambah pengetahuan bagi yang tertarik memelihara kelinci. Sampai jumpa di Saya, Hewan Berbulu dan Si Kichi Kelinci part #2.

*Termakasih untuk Eyo dan Kichi yang sudah memperbolehnkan namanya dieksploitasi, hehe.. Lup U Kichi..^^

my favorite song