Fly High (Tutorial Origami Burung)

Sunday, January 27, 2013 4 comments
Jauh sebelum kepingin bikin bintang-bintang kertas yang postingannya beberapa waktu lalu sudah diluncurkan, saya pengen banget bisa bikin origami burung-burungan ala Jepang. Dulu jaman SMA ada seorang teman yang sengaja bikin dengan ukuran yang sangat mini lalu dikumpulkan dalam sebuah toples kaca, colourfull, bagus banget. Gak tau ya kalau buat orang lain itu biasa aja, tapi buatku hal-hal kayak begitu sangatlah menarik. 

Pengalaman sulit menemukan tutorial yang jelas untuk bikin origami burung dikarenakan langkah-langkahnya cukup banyak, dan karena request juragan blog tetangga, saya mencoba untuk menunjukkan tutorial pembuatannya, semoga cukup jelas dan bisa diikuti..

lanjutt..
lanjutt..
the last..

Gimana pemirsa dan pendengar sekalian? jelas kan? apa? gak jelas? OMG.. ckckck, hehe
Selamat mencoba, ya..


Sulam Rantai "Mr.Owl" untuk si Miro

Saturday, January 26, 2013 2 comments
Seneng deh rasanya hari ini. Akhirnya project (ce ileee project) sulaman yang udah lamaaa sekali terbengkelai bisa terselesaikan. Sulaman tempat hape bentuk burung hantu ini sebenarnya udah selesai 80% dari berbulan-bulan yang lalu, tapi finishingnya gak jadi-jadi, heran deh. Malahan tadinya udah pesimis bakal jadi nih sulaman. Selain gara-gara faktor waktu dan rasa malas, adaa aja hambatannya. Mulai dari koleksi jarum sulam seabrek yang hilang lenyap entah kemana, bingung mau di gimanain finishingnya, hape yang tadinya mau dibuatkan sarungnya malah sudah tidak ditangan lagi, dannn seabrek alasan manusia lainnya, hehe. 

Kemaren bertekad bulat pergi ke toko 96 beli jarum sulam, dan hari ini kuatkan hati buat nyelesaikan ni sulaman. Ternyata benar-benar hanya kurang perekatannya saja karena desain sulaman sudah selesai dibuat. Lebih seneng lagi waktu akhirnya nyobain ni sarung hape untuk menyarungi (bahasa yang aneh, ya.. hehe) hape baru ane, xperia miro (pamer.. pamer..) yang emang belum ada soft jacketnya, dan hasilnya pas.. hmm pas gak ya? Pas sih, cuma kurang tinggi dikit, tapi tidak mengapa, malahan bisa liat LED notifikasinya gara-gara ni sarung kekecilan (hehe alasan lagee si doi)..

sarung hape bentuk owl..
teknik sulam rantai dengan jenis benang sulam yang cukup tebal dan halus
Miro bilang "lindungi aku ya owl.. " 
Gimana? Lucu gak ni Mr Owl? Hasilnya emang gak terlalu rapih, sih.. tapi seneng bisa menyelesaikan sulaman ini.. yiihaaa..

Jaman Jadul

0 comments
Gara-gara beberapa waktu lalu adekku upload foto keluarga jaman dia masih unyu-unyu gitu, aku juga jadi pengen pamer foto jadul jaman masih unyu, nih (halah, emangnya unyu?? gleggg). Kalau liat foto masa lalu, (ya elah.. masa lalu? kayak hal suram aja) jadi kangen dengan semua hal dimasa kecil. Masa kecil adalah masa yang sangat membahagiakan. Btw, para penonton baik di rumah maupun di studio (lhaa) pada punya foto masa kecil juga, gak? Nih saatnya aku yang unjuk kenarsisan masa kecilku, ya..

foto di kereta, perjalanan ke Surabaya dengan keluarga
Kalau gak salah itu waktu aku umur 10 tahun dan yang cowo kecil unyu itu adikku umur 3 tahun, pertama kalinya naik kereta, perjalanan ke Surabaya sama keluarga. Ibu ngantuk-ngantuk tapi diajakin foto, jadinya merem deh posenya. Jadi keinget, ternyata potongan rambutku pernah berponi juga, soalnya selama ini aku merasa gak pernah punya poni mulai aku sekolah dasar, hehe
di rumah simbah Kebumen
Foto di rumah simbah Kebumen, 17 tahun yang lalu, ya ampun lamaaa sekali.. long long time ago. Dulu, setiap kami libur sekolah selalu menyempatkan datang nengok simbah di Kebumen. Simbahku ini kolektor foto keluarga. Semua foto cucunya dipajang di tiap sudut rumah. Kedua foto yang ku upload ini saja diambil dari kamera analog milik simbahku. Pokoknya simbahku terkenal jadi fotografer keluarga deh dulu itu, hehe. 
pose di depan rumah barengan motor kesayangan
Foto terakhir diambil waktu aku duduk di bangku SMA. Ini lagi heboh suka foto gara-gara aku di kasih kado kamera analog sama ibu saat ulang tahun ke 17.  Sekarang depan rumah udah gak ada "tetean"-tanaman sejenis rumput yang biasa digunakan sebagai pagar orang-orang di pedesaan. Ya ampun aku masih langsing tu gak kayak sekarang, ampuuunn deh.

Hmm.. jadi kangen almarhum ibu.. *__* Semoga beliau diterima disisi Allah SWT, amin
Adikku? Sekarang udah 18 tahun, sudah kuliah, semoga Valen sukses selalu dan tercapai cita-citanya kelak, amin..

Pastel Nekat Persahabatan

2 comments
Pastel persahabatan? Sebenarnya ini jenis kudapan pastel yang biasa kita makan, hanya saja waktu itu mencoba bikinnya sama sahabat saya yang juga penggemar pastel. Dengan bahan minimalis yang kita punya, akhirnya terealisasi nih masak pastel isi sayuran. Sebenarnya sih searching resep udah jauh-jauh hari, tapi kami gak pede mau langsung cuss buat gara-gara pengalaman buruk beberapa waktu lampau. Dulu kami pernah mau bikin donat dengan bahan minimalis juga, tapi gagal bikin adonannya. Udah di uleni sampai super lamaaaa adonan tetep gak bisa kalis. Usut punya usut kami melewatkan beberapa bahan penting, hehehe. Gara-gara itu kami jadi takut mau mulia membuat pastel, karena bikin pastel juga musti bikin kulit luarnya. 

Hari itu kegejean membuat kami berani memutuskan untuk membuat pastel, belanja sayuran dan bahan-bahan and then lanjuuttt masak.. Sebenarnya foto-foto pastel buatan kami sudah pernah di share di facebook, tapi ini pengen berbagi resep juga buat all of you, friends.. (jadi kayak Cinca Laoura gini ngomongnya, hehe).




Yuk langsung ke resep membuat pastel..
bahan kulit
  • tepung terigu               --250 gram
  • garam                          --secukupnya
  • mentega                       --50 gram
  • kuning telur ayam       --2 butir
  • air                                --secukupnya (kami menggunakan air biasa, bukan air es)
cara membuat kulit pastel

panaskan mentega hingga leleh, lalu campur dengan sedikit garam. siapkan tepung terigu yang sudah diayak, lalu campurkan dua buah kuning telur ayam + air sedikit demi sedikit hingga terbentuk adonan yang bertekstur padat (bukan cair). setelah mulai rata campurkan mentega yang telah dilelehkan. uleni hingga adonan kalis.. untuk mendapatkan adonan yang kalis tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, kok. 


setelah adonan siap, siapkan:
  • tepung terigu
  • gelas dengan permukaan rata
bagi adonan dalam ukuran yang sama sesuai selera. bentuk adonan kecil-kecil tadi menyerupai bola, lalu gilas dengan gelas diatas permukaan yang datar dan telah di beri taburan tepung agar tidak lengket hingga adonan menjadi pipih dan bulat. perhatikan ketebalannya, jangan terlalu tebal agar saat digoreng matang, dan jangan terlalu tipis agar tidak bocor isinya. sisihkan 


bahan isi
  • bawang putih           --cincang lembut
  • bawang merah         --cincang lembut
  • wortel                      --secukupnya,iris kotak, 
  • kentang                    --secukupnya, rebus lalu haluskan seperti membuat perkedel
  • daun bawang           --secukupnya
  • bawang bombai       --1 siung, cincang halus
  • telur rebus                --2 butir, bagi sesuai selera
  • tepung maizena        --2 sendok
cara membuat isi
panaskan minyak goreng secukupnya, tumis bawang putih, bawang merah  dan bawang bombai sampai harum. masukkan irisan wortel dan daun bawang (lebih enak jika ditambahkan suwiran ayam :p). setelah layu masukkan adonan kentang yang telah dihaluskan. beri garam, gula dan merica sesuai selera. setelah matang masukkan tepung maizena yang telah di encerkan. tunggu kembali hingga matang. sisihkan

cara membuat bentukan pastel
ambil adonan yang telah dipipihkan, lalu ambil 2 sendok isi-an letakkan di tengah adonan. tambahkan irisan telur rebus. lipat adonan yang berbentuk lingkaran menjadi setengah lingkaran. untuk membuat ulir pastel cukup cubit ujung-ujungnya ke arah dalam lalu rekatkan. bila kesulitan bisa juga menggunakan garpu, cukup ditekan dengan garpu bagian ujungnya. siap di goreng. 

hasilnya setelah digoreng, pemirsa sekalian.. tarararaaaa..

pastel buatanku dan ce Dian.. ^^

Selamat mencoba, pemirsa sekalian... 

Panorama Pantai Pok Tunggal Gunungkidul

0 comments
Terus terang saya belum pernah ke pantai yang satu ini, Pantai Pok Tunggal namanya. Cuma dengan cerita dari adik yang beberapa minggu lalu piknik dengan teman-teman kartografi UGM ke salah satu pantai di wilayah Gunungkidul. Gunungkidul memang tersohor dengan banyaknya pantai dan eksotisme alamnya. Hasil jepretan dari sudut pantai bernama Pok Tunggal ini mungkin bisa menginspirasi perjalanan wisata anda-anda sekalian. Dan... saya bertekad suatu saat nanti juga akan menapakkan kaki di pantai yang cantik jelita ini..

pasir putih..
ada payung-payung di sepanjang bibir pantai
dijaga TETAP BERSIH ya sobat.. ^^
let's go there..  <3 <3

gambar diambil dengan kamera Kodak Pro-DSLR Z981

Suka (Banget) Sama Pepaya

0 comments
Buah yang satu ini cukup sering ada di rumah. Selain karena harganya yang relatif murah, kami sekeluarga juga sangat favorit dengan si buah pepaya. Buah favorit Pak Christoper Colombus ini kalau disajikan dingin makin enak dan segar. Tidak semua orang sepertinya suka atau doyan dengan buah pepaya. Beberapa temanku menganggap buah yang mengandung antioksidan ini kurang enak dan merusak selera karena baunya yang khas dan agak langu. Teksturnya sendiri juga lembek-lembek gimana gituu, tapi entah kenapa aku suka-suka aja ma ni buah. 

buah pepaya laziz pisan euy..
Kalau menurut beberapa literatur, disebutkan manfaat pepaya seabrek, man! Paling populer, sih sebagai bahan produk kecantikan. Dari mulai shampo, sabun, masker, lulur, semua ada yang dibuat dari pepaya. Soalnya si buah tropis ini memang dipercaya mampu mengatasi ketombe, menghaluskan dan mencerahkan kulit, menghilangkan jerawat, membuka pori-pori kulit dan melarutkan sel-sel mati (ouch, aku dah makan banyak-banyak pepaya tapi kok belum kinclong, ya? hehe). 

Keluarga kami begitu "tergila-gila" dengan buah asal Meksiko ini karena pepaya juga mampu mengatasi masalah pencernaan terutama konstipasi (ups). Eit, tapi emang bener banget kok kalau sedang mengalami konstipasi, dan enggan mengkonsumsi obat pencahar, mending beli pepaya banyak-banyak, guys. Dijamin dalam beberapa hari masalah konstipasi akan teratasi. Hal itu dikarenakan kandungan enzim papain dalam pepaya yang merupakan enzim pencernaan alami yang mampu mengatasi sembelit.

Sumber lain mengetakan manfaat lain buah pepaya adalah mengatasi morning sick pada wanita hamil. Dengan mengkonsumsi secara teratur buah pepaya dapat mengatasi rasa mual pada wanita hamil. Kalau yang satu ini belum tahu kebenarannya, soalnya belum pernah hamil, xixixi.

Untuk yang ingin mengkonsumsi buah bernama latin Carica, tapi tidak suka dengan bau atau rasanya mungkin bisa coba tips dari pakdeku. Dia suka mengucurkan perasan jeruk nipis diatas pepaya yang telah dikupas dan dipotong kecil-kecil, lalu menaburkan gula pasir. Simpan dalam kulkas hingga benar-benar dingin, barulah disantap (slrppp seger banget kayaknya, hehe). Mungkin dengan begitu rasanya akan lebih bisa diterima.

Bintang-Bintangku Terbang Jauh ke Medan

Thursday, January 17, 2013 0 comments


Tidak disangka-sangka beberapa hari yang lalu 1500 pcs bintang-bintang cute ini terbang jauh ke Medan. Seneng, deh ada seseorang yang memesan bintang-bintang buatanku ini dipakai sebagai pernik-pernik untuk melengkapi kado kejutan ulangtahun. Semoga sipemesan sebut saja Mr Star gak kecewa, dan sahabatnya yang ulang tahun juga suka menerima kejutan ulangtahunnya yang "mungkin" terselip diantara taburan bintang ini.. ^^v

"Buanglah Sampah pada Tempatnya", Sob

Wednesday, January 16, 2013 2 comments
#3

Mau pilih yang mana, warga Indonesia tercinta??




Jujur aja, ya.. waktu searching foto-foto ini di google (karena belum sempat hunting foto sendiri), bener-bener mual deh waktu liat sampah yang menggunung di sungai yang merupakan bagian dari ekosistem..


foto-foto diatas diambil dari beberapa sumber:

Ontime = Menghargai dan Menghormati Orang lain

Tuesday, January 15, 2013 2 comments
Hal apa yang menurutmu paling menyebalkan? Buatku, menunggu adalah salah satu hal yang menyebalkan. Mulai dari goyang-goyang kaki, mondar-mandir gak jelas, bolak-balik nengok hape, ngomel-ngomel sendiri, sampe manyunin bibir semaju-majunya, semua itu akibat menunggu. Menunggu disini konteksnya bukan menunggu kepastian cinta, lho (hehehehe... ). Menunggu dalam rangka janjian ma orang atau menunggu kedatangan sesuatu misalnya kereta, bus atau angkot gitu contohnya. 


Tidak ada asap kalau tidak ada api, tidak ada akibat kalau tidak ada sebab. Kalau yang diajak janjian tepat waktu, kalau yang ditunggu datang sesuai jadwal, maka kegiatan menunggu gak perlu dialami, iya kan? Ceritanya lagi emosi, ya? Kalau ingat beberapa pengalaman menunggu gara-gara subyek yang ditunggu gak ontime terkadang jadi kesel sendiri. 

Walaupun aku bukan pribadi yang tanpa cela, tapi aku punya prinsip untuk  berusaha selalu tepat waktu apalagi kalau berhubungan dengan orang lain. Soalnya udah ngalamin sendiri kalau nunggu kelamaan tu sangat-sangat gak menyenangkan. Janjian jam 10, karena ingin menghargai pertemuan itu aku sengaja datang lebih dahulu agar memberi kesan yang baik. Eitzzzz... 10.10 ckck... Oh mungkin baru dijalan. Pukul 10.30 berlalu.. Kepala udah mulai pegel nengok kanan-kiri gak ada pencerahan. Sampai 10.50, ohh cek hape, mungkin yang diajak janjian menghubungi, terlambat karena terjadi sesuatu. Nol, gak ada sms ataupun panggilan tak terjawab. Mulai menggerutu sendiri sambil berprasangka buruk, kemana ni orang? Lupa? terjadi sesuatu? Akhirnya pukul 11.10, datang? Oh, belum.. 11.10 aku memutuskan menghubunginya, tidak ada jawaban. Kyaaaa.. mulai menggila,, akhirnya pasrah saja sambil bibir manyun maksimal. 

Lanjut nih ceritanya belum happy ending, guys. Sampai akhirnya 1,5 jam kemudian berlalu serasa 1,5 abad. Orang yang ku tunggu datang juga. Tau gak? Tau gak? Bahkan orang tersebut tidak meminta maaf atau memberikan alasannya sedikitpun mengapa ia terlambat. Cetarrr membahana aw aw aw...

Lain hari lain ceritanya. Kali ini ada seorang teman yang meminta bantuan untuk mencetak pasien. Ikut-ikutan juragan kelinci di blog tetangga yang suka memberi nama samaran pada tokoh ceritanya, sebut saja pasien ini bernama Soimah. Soimah punya kebiasaan datang terlambat kalau janjian kontrol gigi. Terpengaruh bujukan setan, kali ini aku berniat datang terlambat karena gak mau terlalu lama menunggu Soimah dan jadi bete sendiri. Sampai pada akhirnya niatku itu terealisasi, dijalan aku mendapat kabar kalau Soimah ternyata sudah ada di TKP. Watauuu akhirnya kelabakan dan ngebut dengan kecepatan 60 km/jam (dimana letak ngebutnya??hehe itu dah ngebut buatku, prend). Niat buruk dikalahkan oleh kebiasaan buruk rupanya. Soimah buru-buru pulang dan akhirnya aku yang datang 10 menit lebih lambat dari waktu janjian, gak jadi mencetak gigi Soimah. 

Dua cerita ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagiku. Aku akan selalu berusaha tepat waktu dalam kondisi apapun. Menepati waktu janjian adalah caraku menghormati dan menghargai kepentingan orang lain, tidak peduli orang itu punya prinsip yang sama dengan ku atau sebaliknya. Good Luck, Yena.. ^^v

"Buanglah Sampah pada Tempatnya", Gan

2 comments
#2

Masih ingin mensosialisasikan kepedulian kita untuk mulai membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Saat blogwalking beberapa waktu lalu, ketemu satu blognya anak design yang salah satu postingannya juga tentang iklan layanan masyarakat bertemakan kepedulian lingkungan dan saya diijinkan ikut mensosialisasikannya. 

http://archiartwork.blogspot.com/2012/12/poster-iklan-layanan-masyarakat-1.html
Perumpamaan yang disampaikan dalam poster tersebut menurut saya cukup menarik. Pembuat poster ingin mengajak kita untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya, karena jika kebiasaan membuang sampah pada tempatnya diterapkan, kota akan bersih dan nyaman (gambaran kota di dalam tong sampah yang indah), dan sebaliknya jika kita sembarangan saja membuang sampah hasilnya adalah kota yang tenggelam (gambaran kota diluar bak sampah yang terendam air bah).

Bukankah membuang sampah pada tempatnya bukanlah hal yang sulit atau berat dilakukan, hanya butuh membiasakan diri, Mas Bro dan Mbak Sist, tapi kenapa ya masih banyak yang dengan sengaja meninggalkan sampahnya secara sembarangan. Sering banget bertemu yang kayak gitu di jalan raya, terutama pengendara roda empat yang sedang meluncur dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba kaca mobil yang semula tertutup rapat mulai terbuka sedikit dan werrrrr.... segala macam sampah meluncur ke udara lalu kaca tertutup kembali. Hedeh.. Bukankah kelakuan semacam itu sama sekali gak sepadan dengan life style-nya? 

Yuk, membiasakan diri buang sampah pada tempatnya, Gan!

thanks inspirasi gambarnya, mas Archi Imajiner

"Buanglah Sampah pada Tempatnya", Cinn

Sunday, January 13, 2013 6 comments
#1

contohlah yang kiri dan tinggalkan yang kanan.. oke..
Prihatin dengan kebiasaan orang Indonesia yang masih menyepelekan kebersihan lingkungan. Foto yang kanan bukankah sangat menjijikan, sodara-sodara sebangsa dan setanah air?? Saya sendiri juga belum lama membulatkan tekad bahwa saya berprinsip dimanapun dan kapanpun saya akan selalu membuang sampah pada tempatnya.. InsyaAllah perlahan-lahan prinsip itu bisa mendarah daging dalam jiwa saya..  Buang sampah pada tempatnya adalah suatu proses pembiasasn diri, so.. yuk ajak adik, anak, ayah, ibu, pakde, budhe, kakek, nenek, tetangga, teman, dan semuanya untuk mulai membiasakan buang sampah pada tempatnya.. ^^v

Passwordnya : TUMBASSS...

Saturday, January 12, 2013 0 comments
Mumpung lagi kongkow-kongkow ngegeje, liat blog tetangga udah gencar update jadi pengen nulis juga nih. Beberapa waktu lalu sempet update tentang hobi berkebun bapak dan tanaman hias depan rumah, nah waktu itu sempat ada kejadian lucu. Ditengah sesi pemotretan, pemotretan tumbuh-tumbuhan tentunya, lewat lah seorang ibu yang sangat ku kenal. Tetanggaku ini namanya Bu Pur. Bukan nama sebenarnya, karena itu nama suaminya. Seperti halnya cewek-cewek dimanapun yang punya nama buagus sekalipun, kalau menikah nanti akan lebih populer dengan membawa nama suami, kan? Jadi pikir-pikir lagi tu kalau nama calon suamimu gak cetar membahan. Siap gak sisa umur hidupmu dipanggil dengan embel-embel nama suamimu kelak. Lhooo malah ngelantur.. lanjuut..

Bu Pur tiba-tiba menyapaku yang sedang asik mengambil foto anggrek dan rak tanaman di samping rumah. "Moto apa itu, Dek? Wah mbok mending saya saja yang di foto, numpang narsis," spontan aku menanggapin ya "Wah, boleh, Bu.. Monggo, Bu.." sambil meminta Bu Pur pose di depan rak tumbuhan. Cekrik.. dan hasilnya sesuatuww banget nih gayanya Bu Pur,,

Bu Pur saat pose di depan rak tanaman ^^

Wah gaul juga ni posenya Bu Pur. Sebenarnya, kalau ingat Bu Pur, jadi ingat masa kecilku dulu. Bu Pur ini waktu jamannya aku SD, buka warung di rumahnya. Rumah Bu Pur hanya sekitar 50 m dari rumahku. Beliau menjual segala macam sembako, jajanan anak-anak, sampai perlengkapan pramuka (tongkat pramuka, topi, buku tulis juga ada), pokoknya warungnya toserba banget deh, bisa memenuhi segala kebutuhan orang satu komplek..hehe.

Dulu hampir setiap hari aku menyambangi warung beliau, sekedar beli ciki, atau permen. Pulang sekolah habis ganti baju langsung cus jajan di tempat Bu Pur. Pengalaman unik sampai malu juga ada waktu jajan di tempat beliau. Waktu itu ibuku minta tolong dibelikan bumbu dapur di warung Bu Pur. Kalau gak salah ada dua jenis bumbu yang harus ku beli. Aj*no*oto dan tumbar. Maklum lah masih anak-anak, sepanjang perjalanan dari rumah ke warung dua benda itu ku sebut-sebut terus biar gak lupa. Sampai di warung aku sibuk memanggil-manggil dan mengetuk pintu warung Bu Pur, alhasil hapalanku buyar. "Tumbas nopo, Dek?" dengan terbata-bata aku bilang "Aj*no*oto sama mmmm... ckckck," garuk-garuk kepala sambil berusaha keras mengingat-ingat. Ya ampun, malunya luar biasa. Aku akhirnya pulang karena tetep gak bisa mengingat kata tumbar. 

Pernah juga dimarahin sama Bu Pur gara-gara milih ciki kelamaan. Paling banter jajan 500 tapi milih-milihnya bisa 10 menit lewat. Padahal Bu Pur kan juga butuh privacy, *lhooo.. "Tumbas sik pundi, Dek kok suwi men le milih (arti: beli yang mana, Dik kok pilihnya lama sekali)," dengan nada yang cukup tinggi, atau "Le milih cepet, rak di obrak-abrik kui cikine (arti: pilihnya cepat, jangan diobrak-abrik cikinya)," ouch langsung diem dan segera bayar. Ngalamin jadi pelanggan tetap jajanan kuwaci gara-gara waktu itu ibuku hamil adekku dan nyidamnya kuwaci.

Sepuluh tahun lebih berlalu, sekarang Bu Pur sudah gak buka warung lagi. Tergerus modernisasi yang membuat anak-anak komlpek makin dewasa dan malas jajan atau belanja di warung. Indomart dan Alfamart tampak lebih menarik rupanya. Sampai beberapa waktu lalu adikku menceritakan guyonan yang berhubungan dengan warung Bu Pur. Saat adikku dan teman-temannya sedang kumpul di masjid yang letaknya hanya 10 m dari rumah Bu Pur salah seorang temnnya asik internetan dan mencari koneksi wi-vi. Pilihan koneksi muncul; bknOne (wi-vi milik kantor ayahku) dan HidayatPurwanto (wi-vi milik rumah Bu Pur, dengar-dengar anak beliau pasang koneksi wi-vi dirumahnya, hehe). Teman adikku berceloteh, "Wah ini ada sambungan koneksi ke wi-vi Bu Pur, tapi kudu nglebokke password (arti: tapi harus pakai password)," teman lainnya menimpali sopntan "Aku reti password e opo! Password e TUMBASSS.. (arti: aku tau passwordnya, paswornya BELIIII...)"

Jadi, dulu tiap kami mau beli di warung Bu Pur pasti kami meneriakkan satu kata dengan nada yang khas, yaitu "TUMBASSS...!!" kata itu menjadi semacam password kalau mau beli di warung Bu Pur, hehe.

Generasi Ortu VS Generasiku

Monday, January 7, 2013 4 comments
Wayang kulit terpasang rapi menghiasi tembok teras rumah. Rupanya bapak membeli dari seorang teman. Dengan bangganya, sambil memasang paku dan memandang-mandangi wayangnya bapak asik bercerita tentang kedua tokoh wayang favorit beliau, Gatotkaca dan Wisanggeni. "Gatotkaca iki anake Werkudara, sakti. Nek Wisanggeni iki anakke Arjuna, iki yo ra kalah sektine," cerita Bapak menggebu-gebu. Sedangkan aku asik mengamati wayang kulit yang menempel dengan gagahnya sambil terheran-heran, kok bisa ya Bapak membedakan karakter masing-masing, kalau dilihat kebanyakan wayang sama saja.

Jadi berfikir, orang jaman dulu, termasuk bapakku, walaupun minim teknologi tapi gak kalah hebat dengan generasi kita sekarang, lho. Aku merasa bapak-ibuku selalu punya jawaban terhadap apa yang aku tanyakan tentang kehidupan. Mereka tumbuh dari keterbatasan yang membentuk pribadi yang justru sangat hebat. Ingatan mereka patut diacungi jempol. Perhatikan saja kalau orang tua kita dengan menggebu-gebunya menceritakan sejarah masa lalu atau kejadian-kejadian di era mereka, lancar bak kaset yang terekam benmeter-meter panjangnya. Selain itu, jiwa pekerja keras juga sangat melekat pada generasi mereka. Kalau dipikir-pikir, hidup enakku sekarang ini buah kerja keras orang tuaku di eranya.

Sedangkan generasi saya sekarang? Lebih tepatnya saya sekarang? Malas menghapal. Kenapa? Karena ada mbah google. Dikit-dikit ketik google, dikit-dikit cari di internet. Dunia cyberspace secara tidak langsung mematikan kreatifitas kita, man! Contohnya saja mau masak sayur asem, gulai, tongseng, sibuk cari resep di google. Setelah tau, lupa begitu aja, karena merasa tenang tiap saat bisa berkunjung ke antah-berantah google buat cari resepnya lagi. Jaman Ibuku dulu? Mana ada google2an, mau masak ya berguru pada ibu atau orang yang lebih tua. Sekeren-kerennya ya beli buku resep masakan, dan sekali masak bakal ingat terus cara membuatnya tanpa sibuk berkunjung ke dunia maya tiap mau masak.

Sebenarnya malu juga menjadi generasi nunduk yang sibuk main di dunia cyberspace. Kurang bersosialisasi, kurang menghirup segaranya udara pagi, sibuk menikmati hal-hal yang kurang penting, hoho godaan dunia cyberspace memang dahsyat.

Semoga aku bisa berkaca pada kedua orang tuaku, jadi saat kelak aku menjadi orang tua, aku bisa menjadi teladan dan punya jawaban terhadap apa aja yang anakku tanyakan.






No Title

Thursday, January 3, 2013 3 comments
Judulnya gak ada judul. Aneh, ya? Ya begitulah kalau lagi pemanasan lagi buat blogging. Senengya bisa internetan lagi, tandanya bisa aktif lagi nge-blogging, setelah sebulan lebih cuek bebek. Banyak banget yang pengen di share dan diceritakan, ampe saking lama gak di tuangkan dalam tulisan akhirnya idenya luntur dan menguap satu persatu. 

2013 sudah dilewati selama hampir 3 hari, belum ada resolusi apa-apa yang dibuat. Resolusi hanya tinggal resolusi, tekadnya tahun ini adalah aksi. Lebih nyata dan lebih bisa dilihat hasilnya ketimbang resolusi semata.  Banyak persiapan yang harus dilakukan untuk mewujudkan aksi-aksi itu, yang jelas tujuannya hanya satu, membahagiakan dan membuat bangga orang tua dengan aksi yang akan saya buat dan mudah-mudahan mendapatkan hasil sesua harapan, amin.. (btw apa sih aksinya? hmm kalau sudah terealisasi pasti saya akan ngember di blog ini, hehe)..
Just enjoyed this year.. ^^


my favorite song