minggu pagi ini kami tengah kelaparan. buka tudung saji, cuma ada sayur bersantan *kurang sukaaa...
"Mbak, buat nasi goreng wae, yuk..." ajak adikku. kubocorkan sebuah rahasia, meskipun aku memang tidak lihai memasak, tapi untuk urusan membuat nasi goreng, rasa yang ku hasilkan selalu tidak bisa enak. jauh dari rasa mang-mang yang jualan mi jawa. kadang keasinan, kadang terlalu berminyak, kadang kurang rasa, lengkaplah sudah. melihat raut mata kelaparan adik, aku akhirnya mengiyakan tawarannya.
menurut kabanyakan orang, membuat nasi goreng bumbu-bumbunya wajib di haluskan lalu ditumis sampai wangi. pagi ini (dan sering kulakukan) bumbu-bumbu itu hanya mampir di talenan saja, beginilah langkahnya...:
- siapkan dua siung bawang putih, empat siung bawang merah, cabai rawit merah sesuai selera
- cuci bersih lalu cincang kasar ketiga bumbu tersebut, untuk cabai diiris kecil-kecil, tipis-tipis
- siapkan dua butir telur dan tiga potong sosis sapi (untuk sosisnya diiris menyamping atau sesuai selera)
- panaskan margarin di wajan, lalu goreng telur ayam menjadi telur mata sapi (kami suka telur yang agak setengah matang)
- setelah telur matang, lanjutkan menggoreng sosis, matang dan tiriskan kedua lauk
- setelah itu, tambahkan kembali margarin untuk menumis bumbu-bumbu nasi goreng yang telah di iris kasar, tumis hingga wangi
- tambahkan garam bubuk, merica dan gula pasir secukupnya, lalu tumis kembali
- setelah dirasa garam larut, masukkan tiga centong nasi (porsi untuk dua orang, atau sesuai selera)
- aduk merata sambil ditambahkan kecap manis
- setelah kecap dan bumbu merata, nasi goreng siap untuk disantap... walaaa...
cara membuat nasi goreng tanpa menghaluskan bumbu, hasilnya not bad, kok. tetap enak... cara ini cocok bagi anak kost atau mereka yang belum memliki peralatan dapur yang lengkap. silakan dipraktekkan :)
anyway, curhat sedikit ya..
sebenarnya, yang paling saya rasakan pada saat membuat nasi goreng ini bersama adik saya adalah perasaan bersyukur. bersukur karena sudah tiga tahun ini kami semakin akrab dan akur. flashback ke sekitar 4 tahun yang lalu, kami pernah tak saling bicara, tak saling bercerita, tak saling sapa, dan hanya pertengkaran-pertengkaran kekanak-kanakan yang mengisi hari-hari kami. saya sendiri tidak tau penyebabnya sampai saat ini mengapa adikku pernah mendiamkan aku selama hampir satu tahun. selisih usia kami tujuh tahun, jadi mungkin perbedaan usia ini yang sempat membuat timbulnya kesalahpahaman diantara kami... *melow...
saat tiga tahun yang lalu akhirnya dia mau bicara padaku, rasanya bahagia sekali.. dan sampai saat ini Alhamdulillah kami bisa menjadi patner dalam apapun. kami bisa saling bercerita, berbagi dan saling menyayangi tentunya... saya berjanji pada diri saya sendiri agar saya bisa menjaga kondisi ini dan menjadi kakak sekaligus teman yang baik untuknya.
untuk adikku tersayang, sukses selalu, ya... love u...