Belakangan ini, semakin sering liat foto teman-teman yang terpampang di facebook berganti menjadi foto putra atau putrinya yang masih balita dan sangan lucu. Waaahh.. iri, deh pastinya karena saya pribadi belum menikah, jadi keinginan menimang buah hati yang unyu-unyu harus dipendam dulu dalam hati. Walaupun belum pernah hamil, tapi pengalaman beberapa bulan yang lalu mengamati para ibu hamil secara rutin datang ke puskesmas untuk kontrol kehamilan cukup menarik juga. Konsentrasi pendidikan saya memang seputar kesehatan gigi, tapi apakah bunda sekalian tau jika pada saat fase kehamilan, menjaga kesehatan gigi juga menjadi point penting?
Waktu itu saya tugas studi banding di salah satu puskesmas di wilayah Kota Yogyakarta. Bahkan, klinik KIA (Kesehatan Ibu Anak) di puskesmas tersebut mewajibkan ibu hamil yang baru pertama kali periksa untuk dirujuk ke BPG (Balai Pengobatan Gigi). Hal tersebut dikarenakan pada ibu hamil terdapat beberapa dampak yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut. Apa saja, Bunda? Ibu hamil mengalami peningkatan resiko pembengkakan maupun perdarahan gusi. Kondisi tersebut berkaitan dengan adanya perubahan hormon, sehingga gusi merespon berlebih terhadap adanya iritasi lokal. Perubahan hormon baik progesteron maupun esterogen terjadi pada trimester pertama, dimana ibu hamil cendenrung mengalami mual, muntah maupun hipersalivasi (produksi air liur yang berlebih), kondisi ini menuntut ibu hamil untuk lebih rajin membersihkan gigi dan mulut untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat mengakibatkan halitosis (bau mulut). Selama kehamilan, ibu membutuhkan asupan nutrisi dan gizi yang baik bagi janin. Apabila kondisi rongga mulut buruk, misalnya gigi berlubang, maka proses pengunyahan dan pemenuhan asupan gizi akan terganggu.
Point terakhir tadi menjadi penting dalam kaitannya dengan tumbuh kembang janin. Ibu hamil memerlukan nutrisi yang baik bagi tahap tumbuh kembang janin. Bagaimana dengan gigi? Yap, pembentukan dan pertumbuhan gigi diperngaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu yang penting ialah asupan nutrisi. Kok bisa, sih? Iya, Bunda.. Ketika calon adik bayi masih di dalam kandungan, secara otomatis proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh segala sesuatu yang ibu konsumsi, asupan gizi ibu hamil. Nutrisi tersebut nantinya menjadi penting untuk proses pembentukan dan kalsifikasi yang optimal bagi gigi susu (proses terdepostitnya garam-garam kalsium dalam tubuh). Sedangkan nutrisi pada balita dan anak penting bagi pertumbuhan gigi tetap. Pasti ada yang bertanya-tanya, terusss kalau ibu hamil dan balita kekurangan nutrisi apa akibatnya untuk pembentukan dan pertumbuhan gigi?
Tentu saja kekurangan nutrisi memberikan beberapa dampak terhadap pembentukan dan pertumbuhan gigi, Bunda. Salah satunya adalah waktu erupsi gigi. Erupsi adalah, hmmm ingat dengan istilah erupsi Gunung Merapi, kan? Mirip dengan itu, erupsi gigi adalah proses pergerakan gigi menembus gusi ditandai dengan munculnya sepertiga mahkota gigi disekitar gusi. Terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa erupsi gigi pada anak dengan status gizi baik akan berjalan dengan normal, sedangkan pada anak-anak yang mengalami obesitas pertumbuhan
dan perkembangan gigi tetap cenderung lebih cepat
dibandingkan dengan anak-anak dengan status gizi normal. Rata-rata lebih cepat 1,2-1,5 tahun sebelum waktu erupsi yang seharusnya. Bagaimana dengan yang status gizinya buruk? Kecenderungannya anak dengan gizi buruk akan mengalami keterlambatan erupsi gigi tetap, keterlambatan erupsi ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih buruk yaitu terjadinya maloklusi gigi, atau ketidakteraturan susunan gigi. Terlalu cepat maupun terlalu lambatnya erupsi gigi keduanya mengakibatkan ketidakteraturan susunan gigi. Pasti Bunda tidak ingin, kan putra-putrinya nantinya memiliki susunan gigi yang tidak rapih dan mengganggu fungsi pengunyahan. Oleh karenanya asupan nutrisi yang baik untuk Bunda semenjak mengandung calon buah hati menjadi hal yang penting dan perlu perhatian khusus.
Eh, ada bunda yang tanya lagi itu di barisan ke dua (hehe berasa seperti penyuluhan, sambil bercanda, ya Bunda biar tidak terlalu serius). Asupan nutrisi seperti apa yang baik bagi pembentukan dan pertumbuhan gigi? Kalsium menjadi bahan utama pembentukan email dan dentin gigi. Jika asupan kalsium kurang tentunya akan menganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tulang serta gigi. Asupan kalsium bagi ibu hamil tidak hanya dari susu saja, Bunda. Yoghurt, brokoli dan bayam merupakan sumber kalsium yang cukup tinggi. Keju dan juga kacang-kacangan juga bisa menjadi pilihan. Selain kalsium, pertumbuhan dan perkembangan gigi juga didukung oleh asupan protein, fosfat, vitamin C dan vitamin D. Kekurangan protein dapat mengahambat pertumbuhan rahang. Variasi asupan makanan bagi ibu hamil menjadi penting karena ada si kecil calon adik bayi di dalam perut Bunda yang juga akan menerima asupan nutrisi yang Bunda konsumsi. Jenis bahan makanan sumber nutrisi yang bervariasi bukan berarti harus mahal kok, Bunda. Seperti dalam piramida makanan yang tersaji dibawah ini. Dimana pada tingkatan paling bawah merupakan asupan makanan yang baik dan boleh dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, kemudian semakin mengerucut ke atas adalah bahan makanan yang bukan berarti tidak boleh dikonsumsi, tetapi sebaiknya tidak berlebih.
Selanjutnya, setelah nutrisi dan gizi yang baik dapat tercukupi, Bunda tidak boleh lupa untuk tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut Bunda serta adik bayi sedari lahir. Sepertihalnya mengajarkan banyak hal baru pada putra dan putri Bunda, menggosok gigi dan kebiasaan-kebiasaan baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah perilaku yang perlu dibangun sejak dini, agar kebiasaan baik itu dapat melekat dan terus menerus dilakukan.
Seperti moto Sari Husada, Nutrisi untuk bangsa, Mari kita lebih peduli nutrisi Bunda dan anak Indonesia.. ( nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition )
sumber:
gambar diambil dari www.google.com dengan proses editing
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2756/BAB%20I%20-%20BAB%20VII.pdf?sequence=1