Bikin Taman tak Perlu Banyak Lahan

Saturday, December 1, 2012
Tinggal di perumahan membuat kegiatan berkebun sedikit terganggu. Maklum, tidak ada lagi sisa lahan yang bisa digunakan untuk berkebun. Padahal ayahku sangat suka berkebun. Beliau punya banyak koleksi bunga kamboja jepang dan beberapa bunga anggrek. Kalau kata orang dulu, tangan ayahku "dingin", jadi nanem apa aja bisa tumbuh subur. 

Sebenarnya aku sendiri sangat suka dengan tanaman tapi beda sekali denganku, nanem apaan juga musti gagal dulu. Pernah seorang teman yang suka dan hobi berkebun memberiku tanaman hias, kalau tidak salah namanya sikas. Dia membeli dua bonggol yang masih kecil dan memberikannya satu untukku, "Nih, dirawat, ya.. Nanti beberapa bulan lagi kita lihat sikas siapa yang paling bagus," waduh, gaswatt.. aku tidak tau pula cara menanam dan merawatnya. Sebagai pengakuan dosa, aku membuangnya begitu saja dan akan mengaku kalah karena tidak bisa merawat tanaman sikas. Apes banget saat beberapa bulan kemudian kami berencana bertemu, dia sms dan pesan agar aku memfoto tanaman sikas pemberiannya untuk dibandingkan dengannya. Ohmaigot, sikas siapa pula yang akan difoto? Sikas pemberiannya bukan hanya tidak tumbuh subur, bahkan belum sempat tumbuh dan sudah kubuang, aw aw aw aw panic attack, Bro. Saking gak pengen mengecewakan temanku itu, aku akhirnya melakukan tindakan konyol (mungkin ini penyebab orang bertanya; berbohong demi kebaikan boleh gak?? hmm) dengan mencari foto sikas di internet dan dengan segala cara agar tak mencurigakan kubuat foto itu seakan-akan sikas pemberiannya (ya ampun, penjahat sekali ya.. hehe). Kejadian itu berakhir dengan ending yang datar. Temanku cuma berkomentar "Punyamu gak sebagus punyaku, daunnya kok tumbuhnya aneh, ya," huft aku lega.  

Kembali lagi soal perumahan. Hobi berkebun ayahku akhirnya tersalurkan dengan sedikit area sisa si depan rumah, di samping rumah, di seberang rumah, hmm, di balai seberang jalan dekat rumah, dan yang paling gokil di tanah kosong dekat masjid 100 meter di depan rumah. Apa yang ditanam? Hoo macam-macam, mulai dari tanaman hias yang memang lazim ada di depan rumah, tanaman cincau, sawo yang sudah di bonsai, ketela rambat, sampai pepaya.

Kegemaran ayahku itu sebenarnya berdampak positif lho, Mas Bro dan Mbak Bro. Rumah yang minimalis sekali ini jadi sedikit "adem" dengan hijau-hijauan di sekitarnya. Tidak terasa panas dan kering kerontang. Jadi ada yang bisa "di sawang" kalau lagi gundah gulana di rumah. Saat aku amat-amati, perumahan yang terletak di belakang kantor BKN ini, dihuni sekitar 58 kepala keluarga, sudah berdiri lebih dari 30 tahun dan dengan keterbatasan lahan beberapa orang diperumahan juga melakukan hal yang sama dengan ayahku, memaksimalkan area kecil di depan dan samping rumah untuk menanam tanaman hias, untuk penghijauan. Rasanya memang jadi lebih adem dibandingkan perumahan-perumahan mewah yang baru dibangun di sekitar rumah. 

beberapa tanaman hias di depan rumah
beberapa pot di teras rumah
masih tanaman di depan dan teras rumah
yang ini koleksi tanaman di samping rumah
ayah membuat rak tamannya sendiri, lho.. ^^
Masih di samping rumah
Pohon pepaya dan kolam ikan dalam bejana tanah liat di seberang rumah
nah ini dia, siempunya tanaman hias sedang panen daun cincau di seberang rumah.
My Father ^^
Semua yang nanem ayahku sendiri, tugasku menyiram dan menikmati pemandangan hijaunya saja, hehe.  Jadi sebenarnya gak perlu lahan yang luas untuk punya tanaman hias. Bahkan tanaman hias juga ada yang bisa diletakkan di dalam rumah, kan. Yuk mari menghijaukan rumah ^^. Meskipun tidak punya lahan yang luas, tapi aku senang disekitar rumahku tetap hijau dan segar. Thanks to my father... ^^


Foto diambil dengan kamera Kodak Pro-DSLR Z981

4 comments:

{ Rezki Anggita } at: December 2, 2012 at 2:48 AM said...

paklek ku emang rajin.. *mirip banget sama alm bapak* hihiii...

{ Yena Ruktianawati Nuswantari } at: December 2, 2012 at 5:23 AM said...

iya mbak.. sama ya ma alm pakde.. suka banget ma tanaman.. pakde kan suka banget berkebun.. alpukatnya lagi berbuah gak mbak? alpukat yang aku makan di bangka itu alpukat paling enak di dunia mbak.. ^^

Anonymous at: December 4, 2012 at 8:14 AM said...

bagi donk mbak alpukatnya...^_^

btw, bsk2 kalo ane butuh bibit taneman bisa order ke njenengan ya mbak...^_^

{ Yena Ruktianawati Nuswantari } at: December 5, 2012 at 4:14 AM said...

mas aje: itu alpukatnya di bangka mas tempat mbak sepupuku yang komen diatas, enak buangettt... hehe

waduh, kl bibit gak jual.. adanya bibit masalah mau? xixixi

my favorite song