Pernah dengar penggalan lirik
lagu ini?
Di dekatnya aku lebih tenang..
Bersamanya jalan lebih terang…
Hooo oo..
Tetaplah bersamaku, jadi teman
hidupku..
Berdua kita hadapi dunia..
Kau milik-ku milik-mu, kita
satukan tuju..
Bersama arungi derasnya
waktu..
Kau milik-ku.. Ku milik-mu..
Lagu berjudul “Teman Hidup”
milik Tulus ini liriknya sangat dalam, guys. Menemukan belahan jiwa, sebuah
penantian bagi setiap mereka yang ingin merajut asa dalam sebuah ikatan yang
disebut pernikahan. Termasuk saya yang
belum menikah. Keputusan menikah buat saya adalah salah satu keputusan paling berani
dalam hidup.
Saya-pun punya sebuah impian
dalam pernikahan saya kelak. Sebuah pesta pernikahan sederhana di alam terbuka
dimana para tamu undangan bisa leluasa menghirup segaranya bau tanah dan udara
pedesaan. Bercengkrama dengan para tamu undangan; keluarga dekat dan sahabat
sambil menikmati alunan musik jazz atau akustikan. Yah, sebuah impian..
Acara pesta pernikahan adalah
sebuah ritual dimana banyak hal yang perlu dipersiapkan, dari mulai hal yang
sangat penting hingga prekete-prekete yang mungkin sebenarnya kurang penting.
Yah itulah pernikahan, meresmikan sebuah hubungan dengan “teman seumur hidup”.
Awal perhelatan, undangan
menjadi hal yang penting, karena para tamu adalah mereka yang spesial yang akan
datang memancarkan ekspresi bahagia dan memanjatkan beribu doa untuk kedua mempelai,
jadi sebuah penghargaan bagi mereka jika pemilik pesta memberikan yang terbaik
bagi para tamu istimewanya. Sudah kah terpikir undangan semacam apa yang ingin
disampaikan untuk para tamu spesial ini? Bicara soal undangan jadi teringat
trend yang sedang marak saat ini. Mengundang rekan melalui jejaring sosial.
Dulu, undangan dipersiapkan sedemikian rupa dan menjadi wajah sosial pemilik
hajatan. Semakin mewah pestanya, semakin cantik dan heboh pula undangannya.
Beribu-ribu eksemplar dicetak untuk mengumumkan berita suka-cita. Pernahkah
terpikir kemana berakhirnya lembar-lembar undangan itu? Macam-macam, Cin. Langsung
buang? Terselip entah dimana bahkan sebelum acara tersebut digelar? Ayahku
sendiri salah satu yang iseng mengumpulkan undangan-undangan pernikahan dalam
sebuah box sepatu bekas, entah apa tujuannya, hmm tapi, ya hanya teronggok
begitu saja di bawah kolong tempat tidur.
Undangan pernikahan online?
Salah satu pilihan menjawab sebuah pergerakan teknologi cyberspace. Cyberspace, keberadaanya antara ada dan tiada, sebuah ruang imajiner yang
memberi banyak jawaban kepraktisan kehidupan sosial untuk segala hal saat ini. Sehingga
dalam konteks yang tepat, memang dibutuhkan suatu media yang tepat yang mampu
mengakomodir keinginan mempelai untuk mengabarkan berita bahagianya melalui dunia maya secara menarik.
Untuk kalangan anak muda,
undangan pernikahan online kebanyakan sudah dapat diterima dengan senyuman. Lewat
segala macam jejaring sosial seperti facebook, twitter, bahkan website sudah
menjadi lumrah dan justru tampak keren. Menurut beberapa teman, undangan pernikahan online justru memberi kesan simple, praktis dan hemat. Selama
pesannya tersampaikan dengan baik, undangan pernikahan online menjadi pilihan
tepat. Selain itu, undangan pernikahan online memang terbukti mampu mendobrak tingkat khayal yang super
tinggi, dimana segala bentuk yang diinginkan yang tidak dapat diwujudkan dalam
eksemplar-eksemplar undangan cetak bisa di realisasikan dalam sebuah undangan pernikahan online. Sesuai dengan realitas dunia cyberspace, ruang imajiner yang
nyata. Namun, apakah semua sasaran tamu undangan kita merupakan pengguna
jejaring sosial online? Inilah kelemahannya, para sesepuh dan kerabat yang
mungkin tidak mengenal jejaring sosial online bukanlah sasarannya. Mereka masih
menganggap cyberspace merupakan batas antara wangun dan ora wangun, atau
pantas dan kurang pantas.
Apapun undangannya, tujuan
dari sebuah undangan pernikahan adalah sebuah harapan tulus dari kedua
mempelai agar yang diundang bersedia datang
untuk ikut berbahagia dan sebuah ucapan syukur dari kedua pasangan yang pada
hari itu memulai menapaki hari baru bersama. Huaaa… doakan saya segera menemukan "soulmate" yang masih entah dimana keberadaanya dan memesan undangan pernikahan saya sendiri, hehe.
gambar diambil dari koleksi pribadi, www.datangya.com , dan www.favim.com dengan editing