Generasi Ortu VS Generasiku

Monday, January 7, 2013
Wayang kulit terpasang rapi menghiasi tembok teras rumah. Rupanya bapak membeli dari seorang teman. Dengan bangganya, sambil memasang paku dan memandang-mandangi wayangnya bapak asik bercerita tentang kedua tokoh wayang favorit beliau, Gatotkaca dan Wisanggeni. "Gatotkaca iki anake Werkudara, sakti. Nek Wisanggeni iki anakke Arjuna, iki yo ra kalah sektine," cerita Bapak menggebu-gebu. Sedangkan aku asik mengamati wayang kulit yang menempel dengan gagahnya sambil terheran-heran, kok bisa ya Bapak membedakan karakter masing-masing, kalau dilihat kebanyakan wayang sama saja.

Jadi berfikir, orang jaman dulu, termasuk bapakku, walaupun minim teknologi tapi gak kalah hebat dengan generasi kita sekarang, lho. Aku merasa bapak-ibuku selalu punya jawaban terhadap apa yang aku tanyakan tentang kehidupan. Mereka tumbuh dari keterbatasan yang membentuk pribadi yang justru sangat hebat. Ingatan mereka patut diacungi jempol. Perhatikan saja kalau orang tua kita dengan menggebu-gebunya menceritakan sejarah masa lalu atau kejadian-kejadian di era mereka, lancar bak kaset yang terekam benmeter-meter panjangnya. Selain itu, jiwa pekerja keras juga sangat melekat pada generasi mereka. Kalau dipikir-pikir, hidup enakku sekarang ini buah kerja keras orang tuaku di eranya.

Sedangkan generasi saya sekarang? Lebih tepatnya saya sekarang? Malas menghapal. Kenapa? Karena ada mbah google. Dikit-dikit ketik google, dikit-dikit cari di internet. Dunia cyberspace secara tidak langsung mematikan kreatifitas kita, man! Contohnya saja mau masak sayur asem, gulai, tongseng, sibuk cari resep di google. Setelah tau, lupa begitu aja, karena merasa tenang tiap saat bisa berkunjung ke antah-berantah google buat cari resepnya lagi. Jaman Ibuku dulu? Mana ada google2an, mau masak ya berguru pada ibu atau orang yang lebih tua. Sekeren-kerennya ya beli buku resep masakan, dan sekali masak bakal ingat terus cara membuatnya tanpa sibuk berkunjung ke dunia maya tiap mau masak.

Sebenarnya malu juga menjadi generasi nunduk yang sibuk main di dunia cyberspace. Kurang bersosialisasi, kurang menghirup segaranya udara pagi, sibuk menikmati hal-hal yang kurang penting, hoho godaan dunia cyberspace memang dahsyat.

Semoga aku bisa berkaca pada kedua orang tuaku, jadi saat kelak aku menjadi orang tua, aku bisa menjadi teladan dan punya jawaban terhadap apa aja yang anakku tanyakan.






4 comments:

{ ajisakajawa } at: January 10, 2013 at 7:33 AM said...

ilmunya orang jawa (baca: orang tua kita)kan ilmu titen mbak...

cerita wayang kali ini adalah...
"petruk gugat kahyangan..."
trotoktoktoktok......
hehehe...

wayang ki sbenarnya sangat menarik lho mbak cerita2nya, penuh dengan petuah. tapi sekarang emang kalah jauh ma sinetron,xixixi...

{ Yena Ruktianawati Nuswantari } at: January 10, 2013 at 4:03 PM said...

nah bener bgt mas.. ilmu titen.. mereka thu bisa inget dan tertata banget untuk hal yang kecil2.. jadi inget mbahku yang super teliti.. bahkan yang ngurus penyimpanan gelas dan perkakas dapur thu mbah kakungku bukan mbah putri malahan.. wkwk

waduh jebule ki koncoku rak gur jadi bisnisman tapi dalang juga tho, ckck baru tauu.. haha
iya ya? ceritanya tentang keteladanan2 gt kan ya kl wayang thu..

{ ajisakajawa } at: January 11, 2013 at 6:05 AM said...

biasalah mbak,ngembangin sayap,xixixixi...

iya mbak,tentang keteladanan, tentang nasehat,tentang keagamaanjuga ada tapidikemas dengan gayakhas jawa.

{ Yena Ruktianawati Nuswantari } at: January 11, 2013 at 6:18 AM said...

njih pak dalang suaje...hehe kabooorrrr

my favorite song